meningkatnya cadangan devisa negara tersebut disebabkan oleh salah satu faktor hasil jerih payah anak bangsa yang bekerja diluar negeri sebagai TKI (Tenaga Kerja
Sabtu, 20 Oktober 2007
Jerih Payah Dorong Kenaikan Devisa RI
meningkatnya cadangan devisa negara tersebut disebabkan oleh salah satu faktor hasil jerih payah anak bangsa yang bekerja diluar negeri sebagai TKI (Tenaga Kerja
Qatar Airways Segera Gunakan Bahan Bakar Gas
Qatar Airways akan menjadi maskapai komersial pertama
di dunia yang menggunakan bahan bakar bahan bakar GTL (gas to liquids) kerosen untuk armadanya.
Penggunaan bahan bakar GTL tersebut diyakini dapat membantu menurunkan emisi karbon secara signifikan dan akan mengurangi dampak perubahan iklim.
Qatar Airways telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan sejumlah mitra bisnisnya untuk mengkaji lebih lanjut manfaat penggunaan bahan bakar terkait, seperti bahan bakar jet sintetis.
Studi itu antara lain dilakukan oleh Qatar Petroleum, Shell, Airbus, Rolls Royce,
"Studi intensif akan dilakukan selama beberapa tahun ke depan," ujar Chief Executive Officer Qatar airways Akbar Al Baker dalam keterangan persnya, Kamis (15/11).
Saat ini Qatar Airways mengoperasikan salah satu dari armada termuda dunia dan bahan bakar terefisien untuk 58 pesawat. Riset konsorsium akan fokus pada manfaat penggunaan GTL kerosen, dengan mengutamakan penekanan pada peningkatan kualitas udara, bahan bakar ekonomis, dan penurunan emisi karbon di sekitar bandara dan pada saat menyusuri ketinggian.
Pelatihan dan riset akan dilakukan di fasilitas canggih dalam Qatar Science and
Akbar memaparkan, bahan bakar pesawat bertanggung-jawab terhadap 40% dari biaya operasional maskapai. "Dengan harga bahan bakar jet yang meningkat, kerosen diharapkan dapat menurunkan emisi karbon, pembakaran bahan bakar dan meningkatkan efisiensi operasional pesawat," ucapnya.
Fenomena Aneh dilangit Batam
Fenomena sinar aneh muncul di langit Batam. Beberapa warga bertanya-tanya sinar apakah itu. Sementara pihak Stasiun Meteorologi Hang Nadim juga belum bisa menjelaskan secara pasti. Fenomena tersebut berbentuk dua buah sinar vertikal yang sejajar. Kedua sinar ini mulai muncul hari Senin (12/11) sekitar pukul 21.00 WIB di langit sebelah utara. Anehnya sinar berwarna kuning kemerahan tersebut tidak bergerak.
Adanya sinar ini membuat beberapa warga keluar rumah. Dengan dihinggapi pertanyaan, mereka melihat fenomena alam tersebut. "Sinar apa itu ya. Kok tidak bergerak," ungkap seorang warga.
Fenomena itu bisa terlihat jelas di Batuampar. Cuaca malam itu memang sangat mendukung karena tidak terdapat mendung sedikitpun. Apalagi bintang-bintang di langit juga bisa terlihat dengan jelas. Seorang warga mencoba memastikan apakah sinar tersebut juga bisa dilihat dari wilayah lainnya. Dengan telepon selular, seorang warga mencoba menghubungi saudaranya di Legenda Malaka. "Coba keluar rumah. Lihat di langit sebelah utara ada sinar aneh. Mari kita berdoa agar tidak terjadi sesuatu. Semoga Allah melindungi kita," ungkap bapak itu.
Keberadaan sinar tersebut memang membuat bingung. Untuk beberapa saat, sinar tersebut sempat redup. Namun kembali terlihat. Satu setengah jam kemudian, kedua sinar sejajar ini meredup dan tidak terlihat lagi seperti garis sejajar, namun bayangannya masih ada. Sejauh ini belum diperoleh penjelasan ilmiah akan fenomena itu. Kepala Kelompok Pemantauan Cuaca Stasiun Hang Nadim Batam belum bisa menjelaskan secara pasti."Sayangnya dari tempat saya tidak terlihat. Tapi dari penjelasan saudara, itu bukan bintang," ungkap Yayat. Yayat sendiri tidak yakin jika sinar tersebut merupakan fenomena alam. "Kalau fenomena itu seperti halnya matahari, pelangi. Tapi saya juga belum melihat pelangi di malam hari," ungkapnya.
Ditemukan Molekul Pengatur Rasa Lapar
Selanjutnya, para ilmuwan berharap dalam waktu dekat MIC-1 akan dapat membantu menemukan cara untuk mencegah terjadinya penurunan bobot tubuh yang amat berlebihan pada pasien kanker. Breit yakin hasil penemuan tersebut membawa dampak yang besar bagi penderita kelainan yang berkaitan dengan rasa lapar. Hasil penemuan MIC-1 dipublikasikan dalam majalah kedokteran edisi terbaru "Nature Medicine". Breit dan timnya telah membuat kloning gen MIC-1 dan menjalankan uji coba klinis dalam beberapa tahun mendatang untuk dapat mengembangkan satu jenis antibodi manusia.
Titiek Puspa dan SBY
Titiek lantas bercerita pernah diundang ke Kanada bersama sekitar 20 orang anggota rombongan. Dengan berbekal dana yang minim dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mereka "nekad" berangkat. Di acara itu Titiek Puspa menghibur sejumlah duta besar dari berbagai negara serta petinggi di Kanada.
"Sambutannya luar biasa, mereka memberikan tepuk tangan yang panjang sambil berdiri. Tentu saja kami yang datang membawa misi budaya
Keinginan agar
Seni tradisi, menurut Titiek, sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat dunia. Apalagi seni budaya