Senin, 26 November 2007

Prancis Garap Reaktor China Rp 104 Triliun

BEIJING, SENIN — Perusahan Prancis Areva mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan China untuk menjual dua egara nuklirnya seharga 8 miliar Euro atau sekitar Rp 104 triliun. Pengumuman yang telah lama ditunggu itu muncul saat dimulai pembicaraan formal antara Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Perdana Menteri China Hu Jintao di Beijing, Senin (26/11). Prancis, AS dan Rusia selama ini berebut kontrak dengan China yang akan membangun 32 pembangkit nuklir sampai 2020. Target itu dikejar karena China ingin memenuhi kebutuhan energi, tetapi dengan memangkas emisi dan ketergantungan pada impor minyak dari AS. Para politisi Prancis melobi Beijing demi kepentingan perusahaan mereka. Penjualan egara ke China Guandong Nuclear Power Corp diyakini sebagai kontrak terbesar yang pernah terjadi di perusahaan Prancis. Reaktor generasi ketiga ini didesain oleh Framatome, anak perusahaan Areva ini, akan mampu menggenjot produksi listrik CGNPC’s hingga 3.400 megawatt. Prancis melihat China sebagai pasar bagi teknologi `bersih` dan Sarkozy dalam komentarnya di Beijing, Minggu (25/11), mengatakan harus ada tindakan cepat untuk memangkas kerusakan lingkungan di China yang perekonomiannya sedang tumbuh pesat. “Pertumbuhan (ekonomi) China jangan sampai mengorbankan lingkungan. Jika tidak, lalu apa lagi yang baik untuk pembangunan,” kata Sarkozy.(AP/SAS)

Tidak ada komentar: